Sang Elang

Elang adalah pasangan setia.. sekali kawin untuk selamanya

Elang betina ibu yg teladan: mengurus anak mereka dengan cinta. Sebelum bertelur menyiapkan sarang di bukit tinggi & bawahnya jurang. Rangkanya ranting keras & duri tajam dilapis rumput rumput halus dilapis dgn mencabut bulu di dadanya agar sarang enak & nyaman. Setelah dierami telurnya menetas jadilah si anak elang.

Si anak elang: bila lapar paruhnya akan ditengadahkan kemudian sang ibu memasukan makanan hasil buruan.

Si anak elangpun tumbuh jadi besar. Bila ada angin kencang berhembus sang ibu merentang sayap menutup sarang memberi perlindungan. 

Suatu saat si anak elang kaget rangsum makanan tiba2 dihentikan, perangai sang ibu berubah tajam & mrk menangis kelaparan "ibu kenapa begitu?" 

Suatu saat si anak elang kaget lagi karena sayapnya sang ibu dikibaskan: rumput halus & bulu hangat berhamburan keluar dari sarang, tinggal duri tajam menusuk badan. Mereka menangis kesakitan"ibu tega nian kau?" 

Suatu saat si anak elang kaget ketika mereka diusir dari sarang, didorong keluar jatuh melayang "ibu kenapa kau mau bunuh anakmu?" Ketika hampir sampai dasar jurang, sang ibu menyambar menyelamatkan.

Demikianlah berkali2 mereka dijatuhkan, sampai suatu saat mulai mengepakkan sayap & si anak elang bisa terbang. Sang ibu & bapak elang dengan riang mengajak anak2nya terbang diatas awan lalu belajar mencari binatang buruan, barulah si anak elang sadar orang tuanya mengajarkan kerasnya kehidupan.

Ia harus bisa mandiri dibelantara alam yg kejam utk melestarikan kehidupan orang tua harus seperti elang mengurus anak dengan cinta tapi ada saatnya harus tega agar anaknya jadi "orang". 

Kita kadang dicoba dgn disakiti & didera, kadang kita tak bisa menerima lalu menjauh dari Nya. Padahal saat itu Tuhan sedang mengajar kita belajar "terbang".